Lamunan Cinta
Di sudut jendela aku termenung,
Memandang langit yang biru cerah.
Bayanganmu hadir dalam lamunan,
Membawa sejuta rasa cinta.
Senyummu yang menawan,
Tatapan matamu yang teduh,
Suara merdumu yang menenangkan,
Semuanya terasa begitu indah.
Aku terbuai dalam lamunan cinta,
Membayangkan indahnya hidup bersamamu.
Berjalan bergandengan tangan,
Menghadapi dunia bersama-sama.
Namun, aku tahu kenyataan tak seindah mimpi.
Kita hidup di dunia yang berbeda,
Dengan jarak yang tak mudah didekati.
Meski begitu, aku takkan pernah menyerah.
Aku akan terus mencintaimu,
Meski kau takkan pernah tahu.
Semoga suatu saat nanti,
Lamunan cinta ini menjadi kenyataan.
Kita dipertemukan oleh takdir,
Dan hidup bahagia selamanya.
Dalam lamunan cinta yang melambai,
Aku merajut mimpi di antara awan-awan biru.
Di sana, kita bertemu di tepian senja,
Memeluk hangat dalam cinta yang abadi.
Di angan-angan yang mengalun lembut,
Kita mengarungi lautan emosi yang tak terbatas.
Setiap riak gelombang menyatukan hati,
Mengalir dalam kebersamaan yang sempurna.
Lamunan cinta membangun istana di hati,
Dekorasi dari kebahagiaan dan kedamaian.
Di sana, kita tersenyum dalam pelukan,
Menyentuh bintang-bintang di malam yang indah.
Namun, dalam lamunan itu juga ada duka,
Rintangan dan cobaan yang menghalangi.
Namun takdir, dalam segala keluh kesah,
Membawa kita pada kehidupan yang abadi.
Dalam lamunan cinta, kita tetap bersatu,
Meski dunia berputar dalam perubahan.
Kita tetap ada, di dalam jiwa yang saling mengerti,
Merajut cinta yang takkan pernah pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H