Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masih

27 Februari 2024   14:48 Diperbarui: 27 Februari 2024   14:50 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih (Sahabatku, Kekasihku)

Di persimpangan jalan yang kabur,
Kutemukan dirimu, sahabat yang tak terukur.
Bersamamu, aku lalui suka dan duka,
Tawa dan air mata, terukir dalam cerita.

Waktu terus berputar, tak terhentikan,
Perasaan pun bersemi, tak terelakkan.
Sahabatku, kau kini kekasihku,
Cinta yang tumbuh di taman persahabatan yang syahdu.

Masihkah kau ingat, canda tawa kita?
Rahasia yang terbisik, di bawah sinar rembulan.
Kini, genggaman tanganmu terasa hangat,
Menemani langkahku, menuju masa depan yang terang.

Walaupun cinta mengubah persahabatan,
Kepercayaan dan kasih tetaplah pondasi.
Kita saling menguatkan, dalam suka dan duka,
Menjaga cinta yang mekar, di taman hati yang subur.

Masihkah kau ingat, janji yang terucap?
Bersamamu, aku ingin selalu melangkah.
Melawan badai dan rintangan yang datang,
Menjaga cinta ini, hingga akhir hayat yang datang.


Masih terjalin, masih bersama,
Teman, sahabat, kekasihku yang dulu.
Meski waktu telah berlalu,
Namun kenangan kita tetap abadi.

Teman, yang selalu ada di sampingku,
Menemani langkah, berbagi tawa dan tangis.
Sahabat, yang selalu setia mendengarkan,
Berbagi cerita, bahu yang selalu ada untukku.

Kekasihku, yang dulu pernah mengisi hatiku,
Membawa cinta dan kehangatan dalam pelukan.
Meski kini jalanan telah berpisah,
Namun kenangan indah kita tetap terpatri dalam ingatan.

Masih ada kau di dalam hatiku,
Sebagai teman, sahabat, atau kekasih.
Meski tak selalu bersama secara fisik,
Namun ikatan batin kita tetap utuh dan abadi.
Sahabatku, kekasihku,
Kau adalah separuh jiwaku.
Bersamamu, aku merasa lengkap,
Menemukan kebahagiaan yang tak terkira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun