Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Orang Pinggiran

26 Februari 2024   20:51 Diperbarui: 26 Februari 2024   21:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balada Orang Pinggiran

Di pinggir kota, di bawah langit kelabu,
Hidup mereka yang tertindas, derita tak menentu.
Rumah sempit, berdinding papan lapuk,
Dihuni mimpi yang terkurung, masa depan yang suram.

Matahari terbit, menyinari wajah lelah,
Keringat bercucuran, mencari sesuap berkah.
Menjajakan barang, bertempur di jalanan,
Mengadu nasib, di tengah hiruk pikuk keramaian.

Suara klakson dan deru mesin berpadu,
Dengan rintih pilu dari para pemulung yang lalu.
Asap pabrik membumbung tinggi, mencemari angkasa,
Sementara mereka berjuang, mencari nafkah tanpa suara.

Anak-anak berlarian, di sela-sela gubuk reyot,
Mimpi sekolah terkubur, di bawah beban hidup yang terayun alot.
Masa depan mereka terancam, terhempas arus ketidakadilan,
Harapan pupus, tergerus oleh kerasnya kehidupan.

Senja datang, mentari perlahan terbenam,
Menyisakan kisah pilu yang tak kunjung padam.
Di bawah cahaya lampu remang-remang,
Mereka berdoa, agar hari esok lebih terang.

Oh, balada orang pinggiran, kisah pilu yang tak terperi,
Menyadarkan kita pada realitas yang tak bisa dielakkan lagi.
Mari ulurkan tangan, berbagi rasa dan kepedulian,
Agar mereka tak lagi terasing, di tengah gemerlapnya peradaban.

Bersama kita kobarkan asa, tebarkan cahaya kebaikan,
Agar di pinggiran kota, tak lagi ada jeritan kepedihan.
Suarakan keadilan, tuntaskan ketimpangan sosial,
Agar semua insan, bisa hidup layak dan bersosial.

Balada orang pinggiran tak boleh terus berlanjut,
Mari kita wujudkan dunia yang lebih adil dan bermutu.

Di tepi kota, di pinggiran jalan yang sunyi,
Terdapat sebuah cerita tentang kehidupan yang tak ternilai.
Orang-orang pinggiran, hidup dalam keterbatasan,
Namun hati mereka dipenuhi dengan kekayaan yang tak terhingga.

Mereka adalah pejuang yang tak pernah menyerah,
Menghadapi tantangan dalam kesederhanaan yang menyentuh.
Di bawah langit yang terbentang luas di atas mereka,
Mereka bertahan dengan keberanian dan tekad yang teguh.

Setiap sudut jalan, setiap bangunan kumuh,
Menjadi saksi bisu dari kisah hidup yang penuh warna.
Orang-orang pinggiran, bersatu dalam perjuangan,
Mengukir cerita tentang kehidupan yang penuh makna.

Di dalam balada orang pinggiran,
Kita temukan kehidupan yang sejati dan tulus.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
Yang menjalani hidup dengan keberanian dan harapan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun