Aku tersesat di rimba mimpi,
Yang kucipta sendiri
Ketika angan terlalu rapuh
Meminang ingin yang angkuh.
Di rimbunnya khayalan semu,
Aku terjebak dalam ilusi.
Mengejar bayangan yang tak nyata,
Hingga tersesat di jalan yang fana.
Langkah kaki terasa berat,
Terbebani oleh rasa kecewa.
Hati diliputi oleh rasa sesak,
Terjebak dalam lautan duka.
Di palung pilu,
Aku menunggu keajaiban waktu.
Mengharap secercah cahaya,
Menerangi jalan yang kelam.
Mungkinkah aku kembali ke jalan yang benar?
Mungkinkah aku menemukan kebahagiaan yang hilang?
Ataukah aku terjebak selamanya,
Di rimba mimpi yang tak berujung?
Aku tak tahu jawabannya,
Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Namun, aku takkan menyerah,
Aku akan terus berjuang,
Aku tersesat di rimba mimpi,
Yang kucipta dengan tanganku sendiri.
Ketika anganku terlalu rapuh,
Dan ingin yang angkuh menggoda.
Di palung pilu yang sunyi,
Aku menunggu keajaiban waktu berputar.
Mencari jalan keluar dari labirin hati,
Yang terjerat dalam benang-benang keraguan.
Namun di antara kerinduan dan kehampaan,
Ada cahaya kecil yang masih bersinar.
Itulah harapan yang menguatkan langkah,
Menuju masa depan yang penuh warna.
Mencari jalan keluar dari rimba mimpi,
Dan menemukan kebahagiaan yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H