Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Simfoni Cinta

24 Februari 2024   03:25 Diperbarui: 24 Februari 2024   03:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Simfoni Cinta

Nada Pertama: Pertemuan

Dua hati bersinggungan tanpa sengaja,
Melodi cinta mengalun di jiwa,
Senyum dan tatapan menyapa,
Simfoni cinta mulai tercipta.

Nada Kedua: Dekapan

Kehangatan pelukanmu bagai biola,
Menerbangkan rasa cinta ke angkasa,
Bisikan mesra bagai cello,
Menemani jiwa yang merindukan kasih.

Nada Ketiga: Kebersamaan

Tawa dan canda bagai seruling riang,
Mewarnai hari-hari yang kelam,
Petualangan bersama bagai terompet menggema,
Menantang dunia dengan cinta yang bergema.

Nada Keempat: Tantangan

Air mata dan luka bagai drum yang menggelegar,
Menggetarkan hati yang terdalam,
Namun cinta kita bagai simfoni yang kuat,
Melewati badai dan rintangan yang berat.

Nada Kelima: Keharmonisan

Kasih sayang bagai piano yang menenangkan,
Menyentuh jiwa yang lelah dan resah,
Janji setia bagai gitar yang merdu,
Menembangkan melodi cinta yang abadi.

Nada Terakhir: Keabadian

Simfoni cinta kita terus mengalun,
Melampaui batas ruang dan waktu,
Dua hati bersatu dalam melodi indah,
Cinta sejati yang takkan pernah padam.

Di dalam gelap malam, terdengarlah simfoni cinta,
Seperti alunan musik yang mengalun merdu.
Di setiap nadanya, terpancarlah keindahan,
Yang menghiasi langit-langit hati yang sunyi.

Dalam simfoni cinta, setiap nada memiliki makna,
Seperti jalinan kisah yang tak pernah pudar.
Melodi yang mengalun, menggambarkan perjalanan,
Dari pertemuan hingga perpisahan, dari kebahagiaan hingga duka.

Bunyilah tiupan angin yang memainkan seruling,
Menyentuh kalbu dengan kelembutan yang mendalam.
Gemalai ombak yang memukul pantai,
Menggambarkan kekuatan dan ketabahan cinta yang tak tergoyahkan.

Di dalam simfoni cinta, kita adalah penonton dan penampil,
Menari bersama alunan musik yang tak terlupakan.
Melodi yang merdu, mengalirkan kebahagiaan dan harapan,
Mengiringi langkah-langkah kita di jalan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun