Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tepian Rindu

22 Februari 2024   23:42 Diperbarui: 22 Februari 2024   23:54 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Tepian Rindu

Di tepian rindu aku berdiri,
Menatap ombak yang menari-nari,
Membawa kenangan tentangmu yang tak terperi,
Menyisakan luka di hati yang tak terobati.

Angin sepoi-sepoi membelai rambutku,
Membawa aroma laut yang asin,
Menimbulkan rasa rindu yang semakin pilu,
Ingin memelukmu dan tak ingin melepaskanmu.

Burung-burung camar berterbangan di langit,
Menemani aku di kala sepi,
Menjadi saksi bisu perihnya hati,
Menanti kehadiranmu yang tak kunjung pasti.

Di tepian rindu aku termenung,
Mencoba merajut kembali mimpi yang terkubur,
Harapan untuk bersatu kembali denganmu,
Walaupun kutahu itu adalah hal yang mustahil.

Meski kau telah pergi jauh,
Rinduku tak pernah sirna,
Akan selalu tersimpan di dalam jiwa,
Sebagai bukti cinta yang takkan pernah terlupa.

Di tepian rindu aku berjanji,
Akan selalu mencintaimu,
Sampai akhir hayatku nanti,
Walaupun kau takkan pernah kembali.

Di tepian rindu, aku berdiri sendiri,
Menghadap laut yang tenang di depanku.
Angin sepoi-sepoi menyentuh wajahku,
Menyampaikan bisikan-bisikan masa lalu.

Di tepian rindu, aku mengingat kenangan,
Yang terpatri dalam relung hati yang sunyi.
Senyummu, tawamu, dan sentuhan hangatmu,
Menyelimuti ruang yang kian merindu.

Di tepian rindu, aku mencari jawaban,
Pada pertanyaan-pertanyaan yang tak terucap.
Mengulang kisah yang telah kita lalui,
Dalam irama hati yang terus berdentum.

Di tepian rindu, aku menyaksikan mentari terbenam,
Menyisakan cahaya keemasan di langit senja.
Meski perpisahan hadir di ujung sana,
Namun di hati ini, kau tetap abadi, di tepian rindu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun