Di malam yang sunyi,
Hanya ditemani cahaya rembulan,
Aku duduk bersimpuh,
Memanjatkan doa yang sama.
Berulang kali bibirku berbisik,
Memohon petunjuk dan kekuatan,
Harapan yang terpendam,
Tertuang dalam setiap kata yang terucap.
Aku tak lelah mengulang doa yang sama,
Meskipun jawabannya belum datang,
Keyakinanku tak pernah pudar,
Bahwa suatu hari nanti,
Doaku akan dikabulkan.
Setiap kali aku berdoa,
Seolah ada secercah cahaya,
Yang menerangi hatiku yang kelam,
Memberiku semangat untuk terus melangkah.
Doa yang sama,
Mengandung seribu harapan,
Tentang cinta, kebahagiaan, dan ketenangan,
Tentang mimpi yang ingin kuraih.
Aku tak tahu kapan doaku akan terjawab,
Tapi aku yakin,
Bahwa Tuhan selalu mendengarkan,
Dan Dia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.
Di setiap doa yang kuulang,
Ada secercah harapan yang kutanam,
Bahwa suatu hari nanti,
Kebahagiaan akan datang.
Mengulang doa yang sama, tiap detik yang berlalu,
Sebagai bentuk kerinduan dan kebutuhan yang tulus,
Doa yang terucap dari lubuk hati yang dalam,
Menuju Sang Pencipta yang Maha Mendengar.
Tiap kata yang terucap, membawa makna yang sama,
Kehendak untuk mendapatkan rahmat dan petunjuk-Nya,
Dalam setiap sujud dan setiap tegukan napas,
Doa kita terulang, menyatu dengan irama waktu.
Meski doa itu terdengar serupa,
Namun dalam setiap intonasi, terkandung rasa yang berbeda,
Rasa harap, rasa syukur, dan rasa pasrah,
Yang menyelimuti hati dalam kerinduan kepada-Nya.
Mengulang doa yang sama, bukanlah kelemahan,
Melainkan bukti bahwa kita tetap berharap pada-Nya,
Dalam setiap doa yang terulang, terukir harapan baru,
Menyinari langkah kita di setiap perjalanan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H