Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merepih Alam

18 Februari 2024   23:01 Diperbarui: 18 Februari 2024   23:02 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi alam yang sunyi,
Merepih keindahan yang tiada tara,
Dalam gemulai dedaunan dan aliran sungai,
Mengalirkan cerita kehidupan yang damai.

Bergelora angin membelai daun,
Menyusuri rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi,
Merepih kisah-kisah lama dan baru,
Dalam setiap hembusan yang menggetarkan hati.

Matahari meredup, senja pun menjelma,
Merepih warna-warni di langit yang tak terbatas,
Mengukir senyum di bibir horizon yang memerah,
Sebagai penutup cerita di ujung hari.

Di antara merepihnya alam yang mengagumkan,
Kita menyaksikan kebesaran Sang Pencipta,
Dan dalam keheningan itu, kita merenungi,
Betapa indahnya anugerah yang telah diberikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun