Di bawah langit yang gelap,
Petromax bercahaya memancar,
Menembus kegelapan malam,
Menjadi penuntun bagi yang hilang arah.
Di sepanjang lorong sempit,
Cahayanya menari-nari,
Membawa harapan dan kehangatan,
Di tengah dinginnya malam yang sunyi.
Petromax, sang penjaga malam,
Cahayamu tembus kabut kelam.
Di keheningan malam yang sunyi,
Kau hadir membawa kedamaian di hati.
Malam tak lagi kelam,
Saat kau nyalakan api di malam kelam.
Bayangan menari di dinding,
Menemani malam yang penuh keraguan.
Cahayamu bagai lentera,
Menuntun langkah di jalan yang terjal.
Di malam yang dingin dan sepi,
Kau hadir membawa rasa hangat di hati.
Petromax, kau bukan sekedar lampu,
Kau adalah saksi bisu sejarah kelam.
Kau hadir di saat-saat tergelap,
Memberikan harapan di tengah keputusasaan.
Terima kasih, Petromax, atas cahayamu,
Yang telah menerangi malam yang kelam.
Kau adalah simbol keteguhan dan harapan,
Di tengah dunia yang penuh dengan keraguan.
O petromax, engkau saksi bisu,
Bagi cerita malam yang lewat,
Menyaksikan kehidupan yang berlalu,
Dalam gemerlapmu yang tiada tara.
Meski zaman berubah,
Dan lampu-lampu modern menyala,
Namun kenangan tentangmu,
Tetap terpatri dalam hati kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H