Puisi: "Pembelajar Sepanjang Hayat"
Di setiap langkah, di setiap hela nafas,
Kita adalah pembelajar sejati dalam perjalanan ini.
Bukan hanya sekadar mengejar hajat hidup,
Tetapi merangkul ilmu sepanjang usia yang panjang.
Dalam tiap kegagalan, kita temukan pelajaran,
Dalam tiap keberhasilan, kita temukan kebijaksanaan.
Tak pernah ada batas untuk belajar dan tumbuh,
Karena hidup adalah perjalanan yang tak pernah berhenti.
Kita belajar dari buku-buku dan pengalaman,
Dari cerita orang lain dan dari kesalahan kita sendiri.
Dalam mencari pengetahuan, kita temukan kekayaan,
Dan dalam berbagi, kita temukan keberkahan.
Jadi mari teruslah menjadi pembelajar sepanjang hayat,
Membuka hati dan pikiran untuk ilmu yang tak terbatas.
Karena dengan belajar, kita menjadi lebih dari sekadar diri kita,
Kita menjadi cahaya yang menerangi dunia dengan kebijaksanaan dan pemahaman.
Selamanya Bersua Murid, Menolak Jadi Guru Tua
Bukan menghitung hajat, hitung hari menuju akhir,
Pembelajaran sejati takkan pernah henti bertakdir.
Bukan usia jadi batasan, bukan pencapaian jadi puncak,
Belajar adalah nafas, mendekatkan diri pada mutakhir.
Dunia buku permadani luas, penuh jejak tinta bijak,
Dialog dengan sang alim, membuka kearifan yang abstrak.
Alam guru tanpa suara, berbisik rahasia di dedaunan,
Setiap langkah jejak baru, mengurai makna kehidupan.
Bukan gelar yang dicari, bukan pujian menjadi candu,
Namun hikmah yang didulang, untuk diri dan sesama tertuju.
Belajar bukan keharusan, tapi kebutuhan jiwa yang bersinar,
Menolak penuaan pikiran, menolak jadi guru yang pikun dan usang.
Jadilah pelajar sejati, bukan guru penuh dogma,
Terbuka pada pembaharuan, biarkan jiwa tetap merona.
Biarkan uban jadi mahkota, pengalaman jadi permata,
Selamanya bersua murid, menolak jadi guru yang tua.