Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pembelajar Sepanjang Hayat

15 Februari 2024   06:25 Diperbarui: 15 Februari 2024   06:34 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: "Pembelajar Sepanjang Hayat"

Di setiap langkah, di setiap hela nafas,
Kita adalah pembelajar sejati dalam perjalanan ini.
Bukan hanya sekadar mengejar hajat hidup,
Tetapi merangkul ilmu sepanjang usia yang panjang.

Dalam tiap kegagalan, kita temukan pelajaran,
Dalam tiap keberhasilan, kita temukan kebijaksanaan.
Tak pernah ada batas untuk belajar dan tumbuh,
Karena hidup adalah perjalanan yang tak pernah berhenti.

Kita belajar dari buku-buku dan pengalaman,
Dari cerita orang lain dan dari kesalahan kita sendiri.
Dalam mencari pengetahuan, kita temukan kekayaan,
Dan dalam berbagi, kita temukan keberkahan.

Jadi mari teruslah menjadi pembelajar sepanjang hayat,
Membuka hati dan pikiran untuk ilmu yang tak terbatas.
Karena dengan belajar, kita menjadi lebih dari sekadar diri kita,
Kita menjadi cahaya yang menerangi dunia dengan kebijaksanaan dan pemahaman.

Selamanya Bersua Murid, Menolak Jadi Guru Tua

Bukan menghitung hajat, hitung hari menuju akhir,
Pembelajaran sejati takkan pernah henti bertakdir.
Bukan usia jadi batasan, bukan pencapaian jadi puncak,
Belajar adalah nafas, mendekatkan diri pada mutakhir.

Dunia buku permadani luas, penuh jejak tinta bijak,
Dialog dengan sang alim, membuka kearifan yang abstrak.
Alam guru tanpa suara, berbisik rahasia di dedaunan,
Setiap langkah jejak baru, mengurai makna kehidupan.

Bukan gelar yang dicari, bukan pujian menjadi candu,
Namun hikmah yang didulang, untuk diri dan sesama tertuju.
Belajar bukan keharusan, tapi kebutuhan jiwa yang bersinar,
Menolak penuaan pikiran, menolak jadi guru yang pikun dan usang.

Jadilah pelajar sejati, bukan guru penuh dogma,
Terbuka pada pembaharuan, biarkan jiwa tetap merona.
Biarkan uban jadi mahkota, pengalaman jadi permata,
Selamanya bersua murid, menolak jadi guru yang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun