Gemuruh ombak memecah keheningan pantai,
Menari dengan riang diiringi tawa sang mentari.
Langit biru cerah terlukis awan putih,
Menyapa sang bumi dengan kasih dan hangat.
Angin sepoi-sepoi menyapa dedaunan,
Menyanyikan lagu alam yang menenangkan.
Burung-burung berkicau dengan riang,
Menyambut pagi yang penuh dengan harapan.
Namun, alam tak selalu bersahabat.
Badai menerjang dengan kekuatan dahsyat,
Hujan turun dengan deras, membasahi bumi.
Gempa bumi mengguncang, merobohkan bangunan.
Dinamika alam tak terelakkan,
Keindahan dan keganasan berpadu dalam satu tarikan.
Manusia hanya bisa belajar untuk beradaptasi,
Menjaga keseimbangan, hidup selaras dengan alam.
Di bawah langit biru yang merayakan imlek,
Dinamika alam merayakan keajaiban yang tiada tara.
Di antara mercu tumpah bumi yang megah,
Kita saksikan tarian kehidupan yang mengagumkan.
Angin berbisik pelan di antara cabang-cabang pohon,
Mengirim pesan-pesan kebahagiaan dan harapan.
Burung-burung terbang bebas, menyambut datangnya tahun baru,
Dalam lagu-lagu syukur yang tak pernah lekang oleh waktu.
Gunung-gemunung megah menjadi saksi bisu,
Terhadap perjalanan waktu yang tak terelakkan.
Sungai-sungai mengalir, mengajak kita merenung,
Akan keabadian siklus hidup yang tiada henti.
Di antara gemuruh suara kota yang sibuk,
Ada ketenangan di dalam hati yang merayakan imlek.
Kita menyambut kehadiran waktu yang baru,
Dengan penuh semangat dan kegembiraan yang tak terbatas.
Dinamika alam saat imlek mengajarkan kita,
Bahwa kehidupan adalah perjalanan yang terus berubah.
Namun di dalam setiap perubahan, kita menemukan keindahan,
Dan di setiap momen imlek, kita merayakan kehidupan yang penuh berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H