Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rosario Sedih

9 Februari 2024   22:24 Diperbarui: 9 Februari 2024   22:52 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam pelukan Rosario yang sunyi,
Terhanyut lara dalam getaran doa yang terucap.
Benang-benang zikir merayap perlahan,
Menyusuri lorong-lorong hati yang penuh duka.

Di dalam senyap Rosario, terdengar rintihan,
Mengalun pilu dalam setiap butirnya.
Doa-doa yang terucap, penuh dengan kerinduan,
Memohon kelegaan dari Sang Pemilik Hati.

Dalam setiap ayat yang terulang,
Terdapat cerita sedih yang terpahat.
Rosario, saksi dari derita-derta yang terpendam,
Menjadi penyalur air mata yang tak terbendung.

Namun di balik kesedihan, terbersit harapan,
Bahwa setiap doa yang terucap akan dijawab.
Rosario, meski penuh duka, membawa cahaya,
Mengingatkan kita akan kebesaran kasih-Nya yang tiada tara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun