Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merah Delima

4 Februari 2024   01:50 Diperbarui: 4 Februari 2024   01:50 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merah delima, warna kecemerlangan,
Seperti darah yang mengalir dalam tubuh bumi.
Dalam puisi ini, merah delima berbicara,
Mengisahkan keindahan yang tak terungkap.

Buah hati matahari terbenam di ufuk barat,
Merah delima bersinar dalam siluet senja.
Dalam kehangatan pelukan petang yang berlalu,
Puisi ini mengukir kenangan yang tak terlupakan.

Merah delima, menyala di antara dedaunan hijau,
Bagaikan permata yang menari di hamparan alam.
Dalam puisi alam yang terbuka luas,
Terlukislah kisah kejayaan merah delima.

Sejuta impian terpendam dalam butirnya,
Merah delima adalah saksi bisu perjuangan.
Dalam puisi ini, merah delima menyampaikan,
Keteguhan hati dan keindahan di setiap langkahnya.

Biarlah puisi merah delima menjadi nyanyian,
Mengalun indah di setiap sudut hati yang merana.
Dalam merah delima, ada pesan yang tersembunyi,
Puisi kehidupan yang tak lekang oleh waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun