Merah delima, warna kecemerlangan,
Seperti darah yang mengalir dalam tubuh bumi.
Dalam puisi ini, merah delima berbicara,
Mengisahkan keindahan yang tak terungkap.
Buah hati matahari terbenam di ufuk barat,
Merah delima bersinar dalam siluet senja.
Dalam kehangatan pelukan petang yang berlalu,
Puisi ini mengukir kenangan yang tak terlupakan.
Merah delima, menyala di antara dedaunan hijau,
Bagaikan permata yang menari di hamparan alam.
Dalam puisi alam yang terbuka luas,
Terlukislah kisah kejayaan merah delima.
Sejuta impian terpendam dalam butirnya,
Merah delima adalah saksi bisu perjuangan.
Dalam puisi ini, merah delima menyampaikan,
Keteguhan hati dan keindahan di setiap langkahnya.
Biarlah puisi merah delima menjadi nyanyian,
Mengalun indah di setiap sudut hati yang merana.
Dalam merah delima, ada pesan yang tersembunyi,
Puisi kehidupan yang tak lekang oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H