Di medan kejenuhan, aku berdiri tegak,
Bersiap untuk bertarung, meski langit kelam.
Dalam puisi ini, ada semangat yang berkobar,
Melawan kejenuhan, menari dalam pergulatan waktu.
Senja yang memudar, bayangan kebosanan menyergap,
Namun dalam hati, terbersit api yang tak padam.
Bertarunglah, kata-kata puisi yang terucap,
Melawan kejenuhan, menciptakan warna dalam abu-abu.
Dalam setiap hela nafas yang terasa membosankan,
Aku melangkah, mengukir langkah-langkah baru.
Dalam puisi bertarung melawan kejenuhan,
Muncullah keberanian, menaklukkan rutinitas yang monoton.
Ketika kehampaan mencoba menghampiri,
Puisi ini adalah tameng, melindungi hati dari kekosongan.
Bertarunglah, kata-kata yang menjadi senjata,
Melawan kejenuhan, menciptakan cerita yang penuh makna.
Dalam puisi ini, kejenuhan adalah musuh yang tak terlihat,
Namun, aku bersedia bertarung, memperjuangkan keseimbangan.
Bertarunglah, kata-kata puisi yang terukir,
Melawan kejenuhan, menari dalam irama kehidupan yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H