Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertahan dalam Kemurahan Bapa

2 Februari 2024   04:20 Diperbarui: 2 Februari 2024   04:23 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di perjalanan panjang, langkahku tertuntun,
Bertahan dalam kemurahan Sang Bapa.
Di keheningan malam, dan sorot mentari pagi,
Kasih-Nya menyapa, tak terduga.

Dalam bayangan yang lembut, ku merenung,
Bertahan dalam sinar-Nya yang meresap.
Kemurahan-Mu, bagai sungai yang mengalir,
Meluluhlantakkan duka, meresapi hati yang rapuh.

Terima kasih, Bapa, atas pelukan hangat-Mu,
Dalam dinginnya dunia yang kadang tak ramah.
Bertahan, tumbuh bersama setiap hujan kasih,
Di pelukan kemurahan-Mu, aku menemukan rumah.

Pada puncak kegembiraan dan dalam kelesuan,
Bertahan dengan iman, kupegang janji-Mu.
Kau tak pernah lelah, selalu dekat di sisi,
Kemurahan-Mu, sungguh tak terukur nilai-Nya.

Dalam detik-detik cobaan dan ketidakpastian,
Bertahan dalam keyakinan akan rencana-Nya.
Bapa, Engkau pandu langkah-langkahku,
Dalam kemurahan, ku temukan kekuatan abadi.

Terima kasih, Bapa, untuk setiap nafas hidup,
Yang Kau berikan dengan kemurahan-Mu.
Bertahan, berjalan di atas jejak kasih-Nya,
Dalam hidup ini, dengan kasih yang tak terduga.

"Bertahan dalam Kemurahan Sang Bapa,"
Judul yang menggambarkan perjalanan hati,
Di setiap bait, kasih-Nya hadir mengalir,
Bertahan, karena kemurahan Sang Bapa, abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun