Kenapa kau terlambat terbit pagi ini?
Apakah kau asik dengan selimut mendung?
Ceramu membiarkan embun mengkristal dulu
Tapi arus jalan ini begitu cepat mengalirnya
Bersama detak waktu yang tak mau berhenti
Tapi kenapa selimut tak meredupkan sinarmu?
Pagi yang terlambat, mengisahkan kisah sunyi,
Dalam selimut mendung, embun merajut sepi.
Jalan waktu berlari, tak henti menyapa,
Detaknya begitu cepat, tak terbendung rupa.
Dalam cerita pagi, terkisahlah ragu,
Kenapa kau terlambat, dalam senyapmu yang ragu?
Jalan beriringan, arus tak kenal tawa,
Waktu pun tersenyum, dalam langkah yang tak mau berhenti.
Kau tetap bersinar dengan cerahmu
Meski selimut mendung menutupi
Kau tetap menembus awan gelap
Dengan kekuatanmu yang tak terpadamkan
Kau adalah inspirasiku
Kau mengajarkanku untuk tetap bersinar
Meski dihadapkan dengan tantangan
Kau mengajarkanku untuk tetap kuat
Meski dikelilingi oleh kegelapan
Terima kasih, matahari
Kau telah memberikanku harapan
Kau telah membuatku percaya
Bahwa selalu ada cahaya
Di balik kegelapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H