Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masa Lalu yang Terpatri di Hati

26 Januari 2024   17:15 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

puisi "Masa Lalu yang Terpatri di Hati"


Pada benak yang sunyi, cerita terpahat,
Masa lalu bersemi, di hati yang terpatri.
Seperti bayangan yang tak pernah pudar,
Kenangan indah, tetaplah ada.

Di lorong waktu yang kini terlalu jauh,
Masa lalu menyapa, meski hanya dalam mimpi.
Jejak langkah yang pernah bersama,
Dalam hati, tetap terasa abadi.

Puisi masa lalu, seperti lagu yang terputar,
Melodi yang membawa nostalgia yang lembut.
Cinta dan tawa, dan juga luka yang dalam,
Semua terukir di dalam ruang hati yang kuno.

Walau waktu terus berjalan ke depan,
Kenangan masa lalu tetap setia di hati.
Seperti lukisan indah yang tak terhapus,
Warna-warni cerita yang selalu menghiasi.

Mungkin terkadang, ada getir di sana,
Namun, juga ada kehangatan yang terulang.
Masa lalu adalah bagian dari diri,
Sebuah kisah yang takkan hilang begitu saja.

Jadi, izinkanlah hatimu merenung,
Di keindahan dan pelajaran yang diwariskan.
Puisi masa lalu, adalah bagian dari dirimu,
Sebuah lukisan jiwa yang abadi.
Dalam diam yang sepi, kenangan membisu,
Masa lalu terpatri di hati yang pernah merayu.
Jejak langkah terukir di jalan berliku,
Sebuah kisah yang bersemi, abadi merintih.

Di mata yang teduh, bayang-bayang bermain,
Cerita indah, dan senyuman yang terkenang.
Namun, ada pula getir dalam coretan luka,
Lembut dan tajam, dalam alur yang tercipta.

Bagaikan lukisan, warna-warni terpilih,
Puisi masa lalu, dalam kalbu tersimpan.
Cinta yang mengalir dalam setiap hembusan angin,
Seolah memutar kembali lembaran waktu yang hilang.

Walau waktu telah berganti jadi sejarah,
Kenangan tak pernah lepas dari peluk hati.
Masa lalu, sebuah harfiah yang tak terlupakan,
Di dalam relung jiwa, abadi dan setia.

Dalam pelukan nostalgia, kita bersua kembali,
Menghidupkan kembali saat-saat yang terlalu cepat berlalu.
Masa lalu yang terpatri di hati,
Menjadi pelipur lara, dalam reruntuhan waktu yang berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun