Tak Perlu Gagah-Gagahan, Kita Sudah Gagah
Tak perlu bertopeng kekuatan,
Menampakkan otot besar di keramaian.
Kekuatan sejati terpancar dari kerendahan,
Dari jiwa lapang yang tak kenal keangkuhan.
Kita sudah cukup gagah, kawan,
Melawan arus dan bertahan di terjangan.
Menatap nestapa tanpa rasa gentar,
Menepis duka dengan senyum yang tegar.
Kekuatan bukan milik para pongah,
Tapi milik mereka yang hatinya lapang.
Yang ringan tangan meringankan beban,
Yang teguh hati tanpa perlu ditahan.
Gagah sejati tak butuh pujian,
Diam mengayuh mengarungi badai ujian.
Tetes keringat membuahkan prestasi,
Tanpa hingar, ketulusan bersaksi.
Jadilah, kawan, seperti pohon bambu,
Kokoh berdiri meski diterpa badai.
Tak perlu berteriak menebar tangguh,
Diam teguh, kekuatan sejati menanti.
Rendah hati bukan lemah,
Tapi kemenangan atas keegoan belaka.
Mengalah bukan kalah,
Tapi membuka ruang untuk menang yang lainnya.
Mari tinggikan jejak gagah tanpa suara,
Dalam kebaikan yang tak lekang usia.
Biarkan dunia membaca ketulusan kita,
Dalam langkah hening yang bermakna.
Karena sesungguhnya, kawan,
Kekuatan terbesar ada di kedalaman.
Tak perlu gagah-gagahan,
Kita sudah cukup gagah.
Tak perlu gagah-gagahan, kita sudah gagah,
Selalu rendah hati, sebagai jiwa yang bersahaja.
Kekuatan sejati bukan terletak pada kedigdayaan,
Namun dalam kebijaksanaan merendahkan diri.
Di dalam kerendahan hati, bunga kebijaksanaan mekar,
Menyentuh tanah, meresapi kehidupan yang nyata.
Tidak perlu berlomba-lomba menunjukkan kehebatan,
Kita sudah gagah dalam ketulusan dan kesederhanaan.
Rendah hati bukanlah kelemahan, namun kekuatan,
Sebuah kebijaksanaan yang tumbuh dalam ketenangan.
Gagah dalam ketulusan, tak perlu pamer kelebihan,
Kita sudah gagah dengan hati yang penuh kasih sayang.