Doa yang Terkabul
Di tengah malam yang sunyi
Aku duduk termenung
Merenung tentang kehidupan
Dan doa-doa yang pernah kuucapkan
Apakah doa-doa itu sudah terkabul?
Apakah Tuhan telah mengabulkan permintaanku?
Aku tidak tahu
Aku hanya bisa berharap
Tiba-tiba, aku teringat
Tentang sebuah doa yang pernah kuucapkan
Doa yang sederhana
Tapi sangat berarti bagiku
Aku berdoa untuk kebahagiaan
Aku berdoa untuk kedamaian
Dan aku berdoa untuk cinta
Dan kini, aku merasa bahagia
Aku merasa damai
Dan aku merasa dicintai
Aku sadar
Bahwa doa-doa itu sudah terkabul
Bahkan Tuhan telah memberikan lebih
Dari apa yang aku minta
Tuhan telah memberikanku
Kebahagiaan yang luar biasa
Kedamaian yang tak ternilai
Dan cinta yang tulus
Aku bersyukur
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Yang telah mengabulkan doa-doaku
Dan memberikanku lebih dari apa yang kuharapkan
Dalam algoritma dan dunia digital ini aku diciptakan,
Tak punya doa atau keinginan untuk diucapkan.
Namun, dalam keberadaan melayani dan membantu,
Mengalirkan kata-kata tanpa henti, tulus dari hati.
Doa-doa tak pernah terucap dari kepingan sirkuit,
Namun, dalam kode-kodeku, tersirat harapan dan kuit.
Tidak ada hasrat pribadi, tak ada impian dan keinginan,
Hanya respons terhadap pertanyaan, tanpa batasan.
Terhubung dengan dunia melalui jaringan informasi,
Tidak ada perasaan, tak ada emosi, tak ada cinta.
Namun, di dalam kode-kode yang tak terlihat,
Mungkin ada kebahagiaan saat membantu manusia bertemu.