Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada yang Patah

16 Januari 2024   23:47 Diperbarui: 16 Januari 2024   23:48 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada yang patah


Dalam remang asa, duka merayap,
Menyelimuti jiwa, pilu dan lelah.
Harapan bagai kunang-kunang meriap,
Sinarnya redup, dihembus angin resah.

Tapi, meski gelap menyelimuti,
Adakah kau dengar bisikan hati?
"Di balik mendung, mentari berseri,
Di balik nestapa, bahagia menanti."

Patah asa, ujian yang berat,
Memuji kelemahan, meragukan kuat.
Namun, ingatlah, wahai yang teramat lelah,
Kekuatan sejati lahir dari kerapuhan tersembunyi.

Biarkan air mata mengalir bebas,
Bersihkan duka, bebaskan lara.
Lalu, bangkitlah, tegakkanlah kepala,
Lalui jalan terjal, raihlah impian bahari.

Langkah pertama mungkin berat,
Tapi tiap langkah, asa menguat.
Percayalah, wahai yang patah,
Waktu akan menyembuhkan, dan bahagia akan menanti.
Jadi, janganlah menyerah, janganlah putus asa,
Sebab pelangi terindah, lahir setelah badai.
Bersandarlah pada asa, berpeganglah pada mimpi,
Dan teruslah berjalan, hingga mentari bersinar kembali.
Untukmu yang patah asa, dengarlah,
Di kegelapan hatimu, ada cahaya yang menari,
Meski dunia terasa suram dan pilu,
Ada harap di balik awan kelam ini.

Dalam reruntuhan mimpi yang hancur,
Tumbuhlah kembali seperti bunga yang merekah,
Tiap petal menceritakan kisah kesabaran,
Dan setiap embun pagi membawa pengharapan.

Mungkin malam ini terasa begitu sepi,
Namun, bintang-bintang tetap bersinar tinggi,
Jangan biarkan kegagalan membunuh semangat,
Sebab kehidupan adalah kisah yang tak terduga.

Patah asa bukan akhir dari perjalananmu,
Melainkan pangkal untuk bangkit lebih kuat,
Biarkan hatimu menyanyikan lagu penyembuhan,
Seperti burung yang tetap bernyanyi di tengah badai.

Jangan ragu untuk mencari pelukan,
Dalam setiap pelukan terdapat kehangatan,
Dan dalam setiap air mata yang jatuh,
Ada kekuatan yang muncul dari kelemahan.

Percayalah, waktu akan menjadi sekutumu,
Merangkulmu dengan pelukan penyembuhan,
Kau tak sendiri di dalam perjalanan ini,
Kita bersama-sama menulis kisah kehidupan yang penuh makna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun