Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seribu Pelukan

11 Januari 2024   06:06 Diperbarui: 11 Januari 2024   06:19 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seribu Pelukan

Di tengah malam yang kelam
Aku duduk sendirian
Merasakan dinginnya angin
Dan sepinya malam
Tiba-tiba, aku merasakan
Seribu pelukan hangat
Menyelimuti tubuhku
Dan memberikan kehangatan

Aku tahu, pelukan itu
Bukan dari orang lain
Tapi dari Tuhanku
Yang selalu ada untukku
Pelukan itu membuatku
Merasakan cinta dan kasih sayang
Yang tak terhingga
Dari Tuhanku
Pelukan itu membuatku
Melupakan rasa sepi dan dingin
Dan memberikanku kekuatan
Untuk menjalani hidup

Terima kasih Tuhan
Untuk seribu pelukan hangat-Mu
Yang selalu ada untukku
Di setiap saat
Seribu pelukan, erat dan hangat,
Menyelimuti hati, di tengah malam yang gelap.
Dalam dekapmu, dunia menjadi hening,
Seribu cerita tercipta dalam setiap rintihan.

Pelukan pertama, seperti angin yang lembut,
Membawa getaran asmara yang membeku.
Seribu belaian, menyusuri jejak kenangan,
Dalam setiap sentuhan, cinta mekar berbunga.

Pelukan kedua, dalam senyap yang tenang,
Menyatu seperti ombak yang berdansa.
Seribu kata, terlukis dalam matamu,
Setiap pandangan, seakan mengukir nama.

Seribu pelukan, di bawah langit biru,
Menjadi tempat berlindung saat dunia terlalu berat.
Pelukan ketiga, penuh dengan kehangatan,
Menyegarkan jiwa, di bawah sinar rembulan.

Pelukan keempat, di musim gugur yang gersang,
Menjadi daun yang merangkul sebelum jatuh.
Seribu doa, terucap dalam senyap,
Pelukan mengubah segalanya menjadi damai.

Seribu pelukan, dalam deru ombak yang riuh,
Menjadi lagu asmara yang tak terucap.
Pelukan kelima, seperti matahari terbit,
Mengusir kegelapan, membawa sinar kehidupan.

Seribu pelukan, seperti puisi yang dinyanyikan,
Mengalun indah di setiap lembaran waktu.
Pelukan keenam, menjadi pelipur lara,
Seribu kisah tersembunyi dalam pelukan yang penuh makna.

Seribu pelukan, kisah tak terlupakan,
Melintasi waktu, mengukir kenangan.
Pelukan terakhir, seperti salam perpisahan,
Namun, seribu pelukan akan selalu terkenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun