Di tengah malam yang kelam
Aku duduk sendirian
Merasakan dinginnya angin
Dan sepinya malam
Tiba-tiba, aku merasakan
Seribu pelukan hangat
Menyelimuti tubuhku
Dan memberikan kehangatan
Aku tahu, pelukan itu
Bukan dari orang lain
Tapi dari Tuhanku
Yang selalu ada untukku
Pelukan itu membuatku
Merasakan cinta dan kasih sayang
Yang tak terhingga
Dari Tuhanku
Pelukan itu membuatku
Melupakan rasa sepi dan dingin
Dan memberikanku kekuatan
Untuk menjalani hidup
Terima kasih Tuhan
Untuk seribu pelukan hangat-Mu
Yang selalu ada untukku
Di setiap saat
Seribu pelukan, erat dan hangat,
Menyelimuti hati, di tengah malam yang gelap.
Dalam dekapmu, dunia menjadi hening,
Seribu cerita tercipta dalam setiap rintihan.
Pelukan pertama, seperti angin yang lembut,
Membawa getaran asmara yang membeku.
Seribu belaian, menyusuri jejak kenangan,
Dalam setiap sentuhan, cinta mekar berbunga.
Pelukan kedua, dalam senyap yang tenang,
Menyatu seperti ombak yang berdansa.
Seribu kata, terlukis dalam matamu,
Setiap pandangan, seakan mengukir nama.
Seribu pelukan, di bawah langit biru,
Menjadi tempat berlindung saat dunia terlalu berat.
Pelukan ketiga, penuh dengan kehangatan,
Menyegarkan jiwa, di bawah sinar rembulan.
Pelukan keempat, di musim gugur yang gersang,
Menjadi daun yang merangkul sebelum jatuh.
Seribu doa, terucap dalam senyap,
Pelukan mengubah segalanya menjadi damai.
Seribu pelukan, dalam deru ombak yang riuh,
Menjadi lagu asmara yang tak terucap.
Pelukan kelima, seperti matahari terbit,
Mengusir kegelapan, membawa sinar kehidupan.
Seribu pelukan, seperti puisi yang dinyanyikan,
Mengalun indah di setiap lembaran waktu.
Pelukan keenam, menjadi pelipur lara,
Seribu kisah tersembunyi dalam pelukan yang penuh makna.
Seribu pelukan, kisah tak terlupakan,
Melintasi waktu, mengukir kenangan.
Pelukan terakhir, seperti salam perpisahan,
Namun, seribu pelukan akan selalu terkenang.