Rangkai Lagi Satu-Satu
Saat kuhancurkan kualitas,
Mutu dan martabat hidupku,
Aku seperti gelas pecah berantakan,
Tak lagi bisa menyatu.
Aku malu pada diriku sendiri,
Aku kecewa pada diriku sendiri,
Aku merasa hancur,
Dan aku merasa kehilangan.
Aku ingin memperbaiki diriku,
Aku ingin membangun diriku kembali,
Tapi aku tak tahu harus mulai dari mana.
Aku seperti orang yang tersesat di hutan belantara,
Aku tak tahu jalan pulang,
Aku hanya bisa berjalan tanpa arah,
Dan berharap bisa menemukan jalan pulang.
Aku tahu bahwa ini akan sulit,
Tapi aku akan berusaha,
Aku akan berjuang,
Untuk memperbaiki diriku,
Dan membangun hidupku kembali.
Aku akan merangkai lagi satu-satu,
Kualitas, mutu, dan martabat hidupku,
hingga menjadi gelas yang utuh,
Dan bisa berdiri tegak kembali.
Dalam kegelapan malam, ku rangkai kata-kata
Satu-satu, saat ku hancurkan kualitas mutu
Martabat hidupku terpangkas oleh kesalahan
Sebuah kisah tragis, dalam goresan pena yang pilu
Langit kelam, mencerminkan hatiku yang remuk
Rangkaian dosa yang kuterjemahkan dalam puisi
Seperti kain hitam, membalut kesalahan-kesalahan
Tak lagi ada sinar, hanya bayang-bayang gelap
Kualitas mutu, dulu bersinar terang
Kini layu, tergerus oleh waktu yang berat
Aku menghancurkan, tanpa sadar dan tanpa ampun
Sebuah tragedi hidup, terukir dalam puisi sunyi
Martabatku, seakan terinjak-injak
Saat setiap kata menusuk tajam seperti duri
Aku sendiri menjadi arsitek kehancuran
Dalam diri sendiri, ku temukan penyesalan yang dalam