Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rangkai Lagi Satu-Satu

10 Januari 2024   19:10 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rangkai Lagi Satu-Satu

Saat kuhancurkan kualitas,
Mutu dan martabat hidupku,
Aku seperti gelas pecah berantakan,
Tak lagi bisa menyatu.

Aku malu pada diriku sendiri,
Aku kecewa pada diriku sendiri,
Aku merasa hancur,
Dan aku merasa kehilangan.

Aku ingin memperbaiki diriku,
Aku ingin membangun diriku kembali,
Tapi aku tak tahu harus mulai dari mana.

Aku seperti orang yang tersesat di hutan belantara,
Aku tak tahu jalan pulang,
Aku hanya bisa berjalan tanpa arah,
Dan berharap bisa menemukan jalan pulang.

Aku tahu bahwa ini akan sulit,
Tapi aku akan berusaha,
Aku akan berjuang,
Untuk memperbaiki diriku,
Dan membangun hidupku kembali.

Aku akan merangkai lagi satu-satu,
Kualitas, mutu, dan martabat hidupku,
hingga menjadi gelas yang utuh,
Dan bisa berdiri tegak kembali.

Dalam kegelapan malam, ku rangkai kata-kata
Satu-satu, saat ku hancurkan kualitas mutu
Martabat hidupku terpangkas oleh kesalahan
Sebuah kisah tragis, dalam goresan pena yang pilu

Langit kelam, mencerminkan hatiku yang remuk
Rangkaian dosa yang kuterjemahkan dalam puisi
Seperti kain hitam, membalut kesalahan-kesalahan
Tak lagi ada sinar, hanya bayang-bayang gelap

Kualitas mutu, dulu bersinar terang
Kini layu, tergerus oleh waktu yang berat
Aku menghancurkan, tanpa sadar dan tanpa ampun
Sebuah tragedi hidup, terukir dalam puisi sunyi

Martabatku, seakan terinjak-injak
Saat setiap kata menusuk tajam seperti duri
Aku sendiri menjadi arsitek kehancuran
Dalam diri sendiri, ku temukan penyesalan yang dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun