Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Gemuruh Hati yang Tinggi

10 Januari 2024   07:43 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:08 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Dalam Gemuruh Hati yang Tinggi"

Bebalnya keras seperti batu karang,
Tinggi hati berdiri, tak tergoyahkan.
Dalam gemuruh, dalam deru beban,
Cobaan datang, menguji kekuatan.

Ketika hati membangkang, tak mau tunduk,
Gemuruh memecah bebal yang keras.
Tingginya hati dihancurkan oleh kenyataan,
Seakan ditorehkan oleh cakrawala tak terduga.

Bebalnya keras, seperti dinding yang tinggi,
Hati harus menyerah pada kelembutan alam.
Gemuruh mengajarkan tentang kerendahan,
Meluluhlantakkan kerasnya hati yang sombong.

Dalam gemuruh hati yang tinggi,
Terjadi perubahan, kelahiran kembali.
Bukanlah kehancuran semata,
Melainkan tumbuhnya kebijaksanaan yang hakiki.

Jadi, hadapilah gemuruh dan hancurkan bebal,
Agar hati dapat tumbuh dalam kelembutan.
Dari puing-puing tingginya hati yang runtuh,
Kebesaran baru akan menjelma dalam cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun