Kesulitan Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Sebagai seorang guru SMA, saya tentu menyambut baik penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Namun, di balik itu, saya juga merasakan kesulitan dalam menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka.
Ada beberapa hal yang membuat saya sulit menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka, yaitu:
*Perubahan paradigma pembelajaran
Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik didorong untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Hal ini tentu berbeda dengan paradigma pembelajaran yang selama ini saya terapkan.
Dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik diberi kebebasan untuk memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Hal ini menuntut saya untuk memahami karakteristik peserta didik dan menyediakan berbagai pilihan materi dan metode pembelajaran yang menarik dan bermakna.
*Perubahan komponen modul ajar
Modul ajar Kurikulum Merdeka memiliki komponen yang berbeda dengan RPP yang saya gunakan sebelumnya. Modul ajar Kurikulum Merdeka terdiri dari:
* Capaian pembelajaran
* Profil pelajar Pancasila
* Tujuan pembelajaran
* Pendekatan dan metode pembelajaran
* Alat dan bahan pembelajaran
* Aktivitas pembelajaran
* Penilaian
Perubahan komponen ini membuat saya harus belajar lagi tentang Kurikulum Merdeka dan modul ajar. Saya harus memahami apa yang dimaksud dengan masing-masing komponen dan bagaimana cara menyusunnya.
*Kurangnya pelatihan dan pendampingan
Pemerintah telah menyediakan modul dan panduan untuk membantu guru menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka. Namun, saya merasa masih kurang pelatihan dan pendampingan dalam penyusunan modul ajar.
Saya berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan dan pendampingan yang lebih intensif kepada guru-guru dalam penyusunan modul ajar Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, guru akan lebih siap dan mampu dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Meskipun ada kesulitan, saya tetap bertekad untuk menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka dengan sebaik-baiknya. Saya ingin memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didik saya.
Berikut ini adalah beberapa upaya yang saya lakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka:
*Membaca dan memahami berbagai sumber informasi tentang Kurikulum Merdeka dan modul ajar
*Berdiskusi dengan rekan-rekan guru yang telah berpengalaman dalam menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka
*Mengikuti pelatihan dan pendampingan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga lain
Dengan upaya-upaya tersebut, saya berharap dapat mengatasi kesulitan dalam menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka dan dapat memberikan pembelajaran yang terbaik bagi peserta didik saya.
Sulitnya menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka pada jenjang SMA sebagai refleksi evaluasi dan tindak lanjut dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam pengalaman pribadi, beberapa hal mungkin menjadi kendala dan tantangan yang perlu diatasi untuk menciptakan modul ajar yang berkualitas:
1.Pemahaman yang Mendalam tentang Kurikulum Merdeka: Kesulitan mungkin muncul jika pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan tujuan Kurikulum Merdeka masih terbatas. Penting untuk menyelami filosofi kurikulum ini, serta memahami pandangan dan pendekatan yang diinginkan oleh pemerintah.
2.Adaptasi terhadap Perubahan Paradigma Pendidikan: Penerapan Kurikulum Merdeka sering kali melibatkan perubahan paradigma dalam pendidikan. Kesulitan mungkin timbul karena perlu beradaptasi dengan pendekatan yang lebih kontekstual, kolaboratif, dan berpusat pada peserta didik.
3.Keterlibatan Peserta Didik: Menyusun modul yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mungkin merupakan tantangan. Penting untuk memikirkan cara-cara agar modul tidak hanya menjadi bahan bacaan, tetapi juga alat bantu interaktif dalam pembelajaran.
4.Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan waktu, tenaga, dan sumber daya dapat menjadi hambatan. Menyusun modul membutuhkan dedikasi dan waktu yang cukup, termasuk penelitian, pengembangan materi, dan uji coba. Keterbatasan ini bisa memperlambat proses penyusunan.
5.Keberagaman Peserta Didik: Menyusun modul untuk keberagaman peserta didik dapat membutuhkan kreativitas dan fleksibilitas. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, dan modul harus mampu menjangkau semua tipe pembelajar.
6.Penyesuaian dengan Kemajuan Teknologi: Kurikulum Merdeka mendorong pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Kesulitan dapat muncul jika belum familiar dengan teknologi pendidikan atau kesulitan mengintegrasikannya ke dalam modul.
7.Kolaborasi dengan Rekan Pendidik: Kolaborasi dengan rekan pendidik lainnya dalam penyusunan modul dapat memperkaya konten dan memberikan sudut pandang yang beragam. Kendala dapat muncul jika terjadi ketidaksesuaian visi atau kendala komunikasi.
Untuk mengatasi kesulitan ini, penting untuk terus meningkatkan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, berkolaborasi dengan rekan pendidik, dan terbuka terhadap perubahan. Juga, mendengarkan masukan dari peserta didik dan melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap modul yang telah disusun dapat menjadi langkah-langkah konstruktif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H