Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahtera Cinta Dibentengi Percaya

31 Desember 2023   15:40 Diperbarui: 31 Desember 2023   16:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahtera Cinta, Dibentengi Percaya

Di lautan kehidupan, bahtera berlayar,
Kau nakhoda tangguh, aku pendamping setia.
Saling percaya kunci, di setiap ombak menyapa,
Menjaga bahtera rumah, cinta takkan layu.
Dalam bahtera rumah tangga kita yang kokoh,
Saling percaya adalah kunci utama menjaganya tetap terapung.
Seperti pelayaran cinta yang abadi,
Harus tumbuh dan berkembang, tak lekang oleh waktu.

Cinta bukanlah bunga yang layu dengan cepat,
Namun, tumbuh subur seperti pohon yang teguh.
Kita adalah penjaga kebun yang penuh kasih,
Membuatnya mekar sepanjang musim yang datang.

Melebur dalam sentuhan hangat dan pelukan,
Kita satu dalam cinta, tak terpisahkan oleh waktu.
Bukanlah hanya kata-kata manis yang kita ucapkan,
Tapi juga tindakan nyata yang membangun perbendaharaan bersama.

Sepanjang perjalanan ini, seperti bahtera di lautan,
Kita harus saling percaya, menjadi penopang satu sama lain.
Bahtera ini mungkin berhadapan dengan ombak yang ganas,
Namun, bersama kita akan melaluinya dengan kokoh.

Ujung usia bukanlah akhir dari kisah cinta kita,
Melainkan awal dari perjalanan menuju surga abadi.
Kita pada selimut doa yang sama, bersama Tuhan sebagai saksi,
Mengarungi dermaga cinta yang penuh kebahagiaan.

Aku dan kau, bersama-sama pada dermaga yang sama,
Menyongsong masa depan dengan tangan yang tergenggam.
Saling percaya, menjadi kunci yang mengukir sejarah,
Rumah tangga kita, bahtera cinta yang abadi dan sejati.
Bukan jangkar besi, yang menahan kita pada pelabuhan,
Tapi benang kepercayaan, terjalin erat di hati.
Melalui badai rindu, terik cemburu menyambar,
Kita berpegangan erat, takkan mudah terpisah.

Cinta bukan bunga api, yang cepat membara lalu padam,
Tapi pohon rindang, teduh dalam panas terik.
Akarnya mencengkeram kuat, di relung jiwa tertanam,
Makin lama kian subur, takkan lekang di terik.

Dalam selimut doa, kita sama berbisik,
Agar bahtera tak oleng, cinta takkan meredup.
Kau di dermaga harap, aku di tiang keyakinan,
Kita bersatu padu, dalam pelukan keabadian.

Jangan takut ombak menderu, angin menderang kencang,
Percaya jadi benteng, cinta terus mekar.
Sampai di ujung usia, bahtera kan kokoh teguh,
Bahtera cinta kita, abadi dalam pelukan.

Pesan moral dari puisi ini:
Puisi ini menggambarkan pentingnya kepercayaan dalam menjaga dan mempertahankan keharmonisan rumah tangga. Cinta diibaratkan sebagai pohon yang tumbuh subur berkat kepercayaan, bukan api yang mudah padam. Kita berdoa bersama, berharap bahtera cinta tetap kokoh hingga akhir hayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun