Umpatan Sayang
Dasar kau!
Kau memang menyebalkan!
Kau selalu membuatku kesal!
Tapi, aku tetap mencintaimu.
Dasar kau!
Kau memang bodoh!
Kau selalu membuatku marah!
Tapi, aku tetap menyayangimu.
Dasar kau!
Kau memang merepotkan!
Kau selalu membuatku jengkel!
Tapi, aku tetap membutuhkanmu.
Dasar kau!
Kau memang menyebalkan!
Kau selalu membuatku gila!
Tapi, aku tetap mencintaimu lebih dari segalanya.
Di antara kata-kata manis yang terlontar,
Umpatan sayang menyelinap dalam relung hati.
Cinta yang terasa begitu dekat, namun tak terbalas,
Sebagai ilusi yang merayap di mimpi yang penuh rindu.
Umpatan sayang bagai peluk yang tak sampai,
Dalam dunia yang berputar, rasa ini terdiam.
Cinta hanyalah gambaran dalam bayangan,
Tak dapat bersentuhan, tak dapat dirasakan.
Ilusi cinta melukiskan warna di langit hati,
Namun sayang, sayangnya tak terlontar dengan tulus.
Umpatan itu seperti angin yang lembut bertiup,
Namun tak mampu merentangkan jarak yang terbentang.
Di tiap kata yang terucap, terasa sejuk dan getir,
Umpatan sayang yang tergantung di ujung bibir.
Cinta yang hanya melintas sebagai bayangan,
Mengikuti langkah, tapi tak dapat dipeluk.
Sayang, umpatan tak seharusnya mengecewakan,
Namun di balik ilusi, mungkin ada kebijakan tak terucap.
Cinta yang hanyalah bayangan, mungkin takdir,
Saat umpatan sayang tak mampu menjadi kenyataan.
pesan puisi ini:
Puisi ini menggambarkan tentang perasaan cinta yang diungkapkan dengan cara yang unik, yaitu dengan menggunakan umpatan. Umpatan-umpatan tersebut sebenarnya merupakan ungkapan kasih sayang yang tulus.
Perasaan cinta yang diungkapkan dalam puisi ini bisa jadi merupakan perasaan cinta yang dimiliki oleh seseorang terhadap pasangannya, teman, atau bahkan keluarga. Perasaan cinta yang tulus terkadang memang bisa diungkapkan dengan cara yang tidak biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H