Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Refleksi Seorang Guru: Rapor Bagiku yang Berprestasi

25 Desember 2023   23:55 Diperbarui: 26 Desember 2023   01:08 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Raport hasil belajar,
Dokumen penting bagi siswa,
Sebagai bahan evaluasi,
Dan pertimbangan lanjutan.

Namun, tak jarang,
Raport tak adil,
Peserta didik berprestasi,
Dinilai rendah karena jarang masuk.

Hal ini tentu tidak adil,
Peserta didik berprestasi,
Harus mendapatkan nilai yang sesuai,
Dengan kemampuannya.

Ketidakadilan ini,
Dapat berdampak negatif,
Peserta didik malas belajar,
Karena merasa tidak perlu.

Selain itu,
Dapat menimbulkan kecemburuan,
Peserta didik lain merasa,
Nilai mereka tidak adil.

Untuk mengatasi hal ini,
Perlu adanya upaya,
Gunakan sistem penilaian yang adil,
Yang tidak hanya mementingkan kehadiran.

Lakukan sosialisasi,
Kepada peserta didik, orang tua,
Dan pihak sekolah,
Tentang pentingnya keadilan.

Lakukan pengawasan,
Terhadap proses pembelajaran,
Dan penilaian hasil belajar,
Agar lebih objektif dan adil.

Dengan adanya upaya-upaya ini,
Diharapkan dapat mengurangi,
Ketidakadilan dalam pemberian nilai,
Raport hasil belajar.

Di ruang belajar yang penuh harapan,
Berkibarlah bendera keadilan yang tercabik.
Raport hasil belajar menjadi saksi bisu,
Ketidakadilan menari di antara baris-baris angka.

Peserta didik berprestasi, rajin dalam pelajaran,
Namun raport datang membawa bayang kelabu.
Dalam huruf dan angka, terukir ketidakadilan,
Seolah mencoreng prestasi yang telah diraih.

Bukankah pelajaran seharusnya membuka pintu,
Bukan menutup jalan bagi yang berusaha?
Namun kenapa raport menjadi bayangan gelap,
Menghampiri yang telah berusaha sepenuh hati?

Peserta didik yang aktif, hadir tiap senja,
Berjuang di tengah arena ilmu yang mendalam.
Namun raport hadir sebagai penilai dingin,
Tanpa melihat keaktifan yang telah dipersembahkan.

Oleh apa ketidakadilan ini bermadah,
Di lorong pendidikan yang seharusnya merata?
Bukankah ilmu dan prestasi adalah jembatan,
Bukan tembok yang membatasi langkah mereka?

Marilah kita bersama hentikan langkah ketidakadilan,
Mari berikan apresiasi setinggi langit bagi yang berusaha.
Agar raport tak lagi menjadi penilai buta,
Melainkan pujian untuk peserta didik yang berprestasi dan aktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun