Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Natal Bagiku

25 Desember 2023   06:14 Diperbarui: 25 Desember 2023   07:37 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tanggal 25 Desember, halaman diary ini kuhiasi dengan catatan penuh makna tentang Natal tahun ini. Hari ini, dalam kesederhanaan menjadi pusat permenungan dan kebahagiaan sejati. Berikut adalah potongan dari diaryku:

Hari ini, aku menyadari bahwa Natal bukanlah tentang kemewahan, gemerlap lampu, atau hadiah mahal. Natal adalah tentang kesederhanaan, kehadiran, dan kasih.

Pagi ini, kami berkumpul di sekitar pohon Natal yang sederhana, dihiasi dengan ornamen yang dibuat dengan tangan. Tidak ada hiruk-pikuk, hanya kehangatan keluarga dan aroma wangi dari kue-kue yang sedang dipanggang di dapur. Inilah makna sejati Natal.

Di gereja kecil di desa, kita menyanyikan nyanyian Natal dengan penuh sukacita. Tidak ada perlengkapan mewah, hanya suara suci dan doa-doa yang tulus. Kami merenungkan kelahiran Sang Juru Selamat di kandang yang sederhana, dan itu memberi kami ketenangan yang luar biasa. 

Pagi ini, mentari bersinar lembut menembus celah jendela kamarku. Udara dingin menusuk kulit, namun tak cukup kuat untuk menghapus kehangatan Natal yang memenuhi rongga dadaku. 

Hari ini, berbeda dari Natal-Natal sebelumnya, ada sunyi yang menenangkan, kesederhanaan yang menggugah, dan makna yang begitu dalam terserap pada relung jiwaku.

Biasanya, hiruk-pikuk persiapan Natal sudah memenuhi udara sejak awal Desember. Rumah dipenuhi hiasan warna-warni, pohon cemara menjulang tinggi bermandikan lampu kelap-kelip, dan aroma kue kering memenuhi setiap sudut. 

Tahun ini, semuanya berbeda. Pohon Natal diganti dengan sepohon lantang berdaun hijau lebat, hiasan diganti dengan untaian melati yang harum semerbak, dan kue kering diganti dengan sepiring pisang rebus hangat. 

Namun, di tengah kesederhanaan ini, justru makna Natal terasa semakin jelas. Aku tersadar bahwa kemuliaan kelahiran Yesus tidak membutuhkan gelimang kemewahan. 

Kelahiran-Nya justru terjadi di tempat yang paling sederhana, kandang hewan yang sunyi dan hening. Bayi Raja terbaring di palungan jerami, dikelilingi oleh kasih sayang Bunda Maria dan Yusuf, bukan oleh kilau emas dan permata.

Dalam kesederhanaan inilah, aku menemukan arti sebenarnya dari Natal. Natal bukanlah tentang pesta pora dan hura-hura, tetapi tentang cinta kasih, pemberian diri, dan sukacita sejati. 

Natal adalah tentang mengingat kembali arti kehadiran Yesus ke dunia, membawa damai dan harapan bagi umat manusia. Hari ini, aku memilih untuk merayakan Natal dengan cara yang berbeda. Aku mengunjungi panti asuhan terdekat, berbagi sedikit rezeki dan keceriaan bersama anak-anak yatim piatu. 

Senyum tulus mereka, mata berbinar penuh sukacita, dan tawa riang yang menggema memenuhi ruangan, itulah hadiah Natal terindah yang pernah kuterima.

Malam harinya, berkumpul bersama keluarga dalam suasana hangat dan akrab. Lilin kecil berkelap-kelip menerangi ruang tamu, dan nyanyian lagu Natal mengalun syahdu. 

Cerita tentang kelahiran Yesus dikisahkan kembali, bukan dengan suara menggelegar dari pengeras suara, tetapi dengan bisikan lembut penuh cinta. sujudku terucapa dalam lantunan doa yang begitu sederhana,tersembunyi daridari untaian kata demi katanya, hening senyap tak seperti biasanya, meski di kandangMu kau menjadi magnetNya,satu persatu  keluarga kecil bergantian berfoto bersama,ramai, namun dalam ketenangan hatiku ada tersirat lantunan doa untuk bayi kudus yang di palungan. sebuah keluarga kecil yang bersuka cita..jauh dari hiruk pikuknya. 

Terketuk hatiku, doa selalu kulantunkan bukan untuk berfoto atau berselfi ria,mengabadikan peristiwa ini,di taiku berkata"berdoalah di kandangKu yang sederhana ini,....."moga ujubmu terkabulkan.

Dalam kesederhanaan malam itu, aku tersadar bahwa kebersamaan dan cinta kasih keluarga adalah harta yang tak ternilai. Kehadiran mereka, pelukan hangat, dan canda tawa yang renyah, itulah sukacita sejati yang melengkapi makna Natal kali ini.

Natal tahun ini mungkin berbeda, sederhana, dan jauh dari hiruk-pikuk. Namun, justru di dalam kesederhanaan inilah, aku menemukan makna Natal yang sesungguhnya. Natal adalah tentang cinta, tentang berbagi, tentang sukacita, dan tentang hadirnya Tuhan dalam kehidupan kita. Dan aku bersyukur, bisa merayakan Natal yang penuh makna ini bersama orang-orang terkasih.

Malam ini, kami berbagi hidangan sederhana namun lezat bersama keluarga. Tidak ada perhitungan biaya atau persaingan dalam memasak. Hanya kebersamaan dan tawa yang memenuhi ruangan makan. Kami berdoa bersyukur untuk makanan di meja kami dan untuk kehadiran satu sama lain.

Saya menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diukur oleh hadiah-hadiah mahal atau dekorasi yang mewah. Kebahagiaan sejati terletak dalam kesederhanaan, di momen-momen kecil yang kita bagi bersama orang-orang yang kita cintai.

Natal tahun ini mengajarkan saya bahwa kekayaan sejati terletak dalam kasih, kedamaian, dan kedekatan dengan Tuhan dan sesama. Meski dunia luar mungkin riuh-rendah dengan kemewahan, kita dapat menemukan kekayaan sejati dalam hati yang bersyukur dan tangan yang terbuka.

Selamat Natal untuk semua, semoga kita semua dapat merayakan kesederhanaan dengan penuh syukur dan kasih.

Agung Christanto

25 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun