Bersujud dalam palunganMu
Di palungan kayu sederhana,
Beralaskan jerami yang hangat,
Di sanalah Raja mulia terbaring,
Bayi mungil, damai, tentram.
Bersimpuh aku, hati hening,
Menatap wajah-Mu suci nan tulus,
Dalam hening, kidung malaikat mengalun,
Membawa damai ke penjuru kalbu.
Tak perlu emas, permata, dan dupa,
Persembahanku hanyalah cinta,
Cinta pada-Mu, yang rela turun,
Menyelamatkan manusia yang hina.
Dalam palunganMu, Tuhan yang agung,
Kita bersujud, merasakan cintaMu yang tulus.
Kayu yang sederhana, jadi takhtaMu,
Di sanalah damai abadi bermuara.
Bintang bersinar, menyinari jalan,
Menuju palunganMu, tempat yang suci.
Kita bersujud, merenung kehadiranMu,
Anugerah terindah, di malam yang sunyi.
Para malaikat bersorak, bersujud di langit,
Sambut kelahiran Sang Raja dalam palungan kayu.
Kita bersujud, merasakan keagunganMu,
Dalam kerendahan, kasihMu terpatri indah.
CahayaMu bersinar, dalam kegelapan malam,
Kita bersujud, mengakui kebesaranMu.
Di palungan yang sederhana, kita merenung,
Bersujud dalam kehormatan, di hadapanMu.
Dalam palunganMu, kasihMu merajut,
Kita bersujud, di hadiratMu yang kudus.
Dalam keheningan, kita bicara hati,
Bersujud, memuji-Mu, Tuhan yang Maha Agung.
Dalam palungan sederhana ini,
Kemuliaan-Mu bersinar terang,
Menyinari dunia yang gelap gulita,
Menuntun jiwa ke jalan terang.
Biarlah aku bersujud selamanya,
Di kaki-Mu, sumber segala kasih,
Natal ini, dan selamanya,
Hatiku hanya milik-Mu, Yesus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H