Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontroversi Aborsi: Perspektif Psikomoral

10 Desember 2023   20:56 Diperbarui: 10 Desember 2023   20:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan etika yang menentang aborsi umumnya berfokus pada hak janin untuk hidup. Pandangan ini menganggap bahwa janin manusia adalah manusia yang memiliki hak hidup yang sama dengan manusia yang telah lahir.

Pandangan etika yang moderat umumnya berfokus pada keseimbangan antara hak-hak berbagai pihak yang terlibat. Pandangan ini menganggap bahwa aborsi dapat dibenarkan dalam kondisi tertentu, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab.

Kontroversi seputar aborsi melibatkan berbagai perspektif etika, moral, agama, dan hukum. Dalam konteks Katolik, pandangan terhadap aborsi didasarkan pada ajaran moral Gereja Katolik. Berikut adalah beberapa elemen kunci dari perspektif psikomoral Katolik terkait aborsi:

1.Prinsip Hidup sebagai Hak Asasi Manusia: Gereja Katolik mengajarkan bahwa hidup adalah anugerah dari Tuhan dan merupakan hak asasi manusia yang paling mendasar. Oleh karena itu, membunuh janin dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hak hidup.

2.Pengajaran Katekismus Katolik: Katekismus Katolik mengajarkan bahwa aborsi adalah perbuatan yang intrinsikally jahat (jahat oleh kodratnya). Pengajaran ini didasarkan pada keyakinan bahwa membunuh janin bertentangan dengan nilai-nilai moral dasar yang diterima oleh Gereja.

3.Konsep Doa Hidup: Gereja Katolik mengajarkan konsep "doa hidup," yaitu keyakinan bahwa setiap kehidupan, termasuk kehidupan janin, memiliki nilai yang tak ternilai. Dalam konteks ini, aborsi dianggap sebagai penolakan terhadap kehidupan yang diberikan oleh Tuhan.

4.Konsepsi Hidup Sejak Pembuahan: Gereja Katolik percaya bahwa kehidupan manusia dimulai sejak saat pembuahan. Oleh karena itu, aborsi pada setiap tahap kehamilan dianggap sebagai mengakhiri kehidupan yang telah dimulai.

5.Pengampunan dan Kebangkitan Moral: Gereja Katolik menekankan pentingnya pengampunan dan kebangkitan moral bagi mereka yang telah terlibat dalam aborsi. Pengakuan dosa dan pengampunan melalui sakramen pengakuan dosa adalah bagian dari pendekatan pastoral Gereja terhadap individu yang mungkin telah melakukan aborsi.

6.Advokasi untuk Hak Hidup: Gereja Katolik secara konsisten membela hak hidup, termasuk hak hidup janin. Ini mencakup partisipasi dalam advokasi dan aktivisme pro-kehidupan di tingkat sosial dan politik.

Bagaimana Kontroversi Aborsi: Perspektif Psikomoral Katolik Terhadap Calon Kehidupan?

Aborsi merupakan topik kontroversial yang melibatkan pertimbangan moral, etika, dan pandangan agama. Dalam konteks Gereja Katolik, perspektif psikomoral terhadap aborsi didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran moral yang diterima oleh Gereja. Adapun pandangan ini mencerminkan keyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah dari Tuhan dan memiliki nilai tak ternilai. Berikut adalah beberapa aspek psikomoral Katolik terhadap aborsi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun