Tetes demi tetes kebaikan..
Menghancurkan kerasnya batu..
Batu keras hati yang semakin membesarkan seperti gunung kesombongan..
Biarkan alam kebaikan mulai memahatnya bersama lingkungan yang baik..
Kesabaran diri.. Tuk mau dibentuk..
Sesuai kehendakNya..
Bukan menuruti keinginan daging yang semakin mengeraskannya kembali..
Hancurkan sendiri kebebalanmu..
Kikis terus gunung kerasnya kesombonganmu..
Saat ku sudah berusaha keras tuk selamatkan mu...
Saat Genderang perang telah dimulai
Dan takkan ada fajar tuk manusia tapi ku masih inginkan pelangi dan mentari harapan...
Berlayar ke tanah yang kekal
Dengan sisa-sisa kebencianmu..
Takkan tersisa kehidupan
Yang ada tinggal kematian
Kau akan terus menanti
Keraguan dalam kegelapan
Gelisah terlihat diraut wajah
Saat bercak darah membeku
Terangmu telah sirna ditelan bumi
Karena sesat jiwa menjerat
Kau tak mengerti apa itu hidup
Hingga hancurkan sebuah harapan
Kaupun tak pahami apa itu cinta
Hingga hilangkan kebenaran
Dan kau melihat
Hancurnya kesombongan
Ditinggal mentari
Dan tak kembali
Dan kau melihat
Hancurnya mimpi-mimpi
Terlindas dustamu
Dikikis dosamu
Biarlah dia pergi ke batas nista
Dikubur sesal dan pergilah jauh
Jangan kembali
Jangan kembali
Jangan kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H