Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

puisi filosofis tentang diri sendiri (sebuah kumpulan puisi)

12 Desember 2024   08:16 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1. Puisi Filosofis tentang Diri Sendiri


Siapa aku? Aku adalah awan di langit,
Tidak pernah tetap, selalu bergerak.
Aku seperti air sungai, terus mengalir
Dari sumber ke laut tanpa henti.
Apakah aku? Aku adalah cahaya dalam gelap,
Membawa harapan bagi mereka yang buta.
Aku seperti bunga di padang rumput,
Menyajikan keindahan dengan setiap waktunya.
Lantas apa yang kulakukan?
Saya menciptakan jalan untuk orang lain,
Melengkapi kesempurnaan hidupnya satu persatu.
Saya menemukan makna dari setiap momen,
Dan memberikannya kepada dunia ini.
Jadi siapakah saya sebenarnya?
Hanya jawaban yang penuh misteri,
Karena setiap hari membawaku lebih dekat
Ke pengetahuanku akan diriku sendiri. Semoga puisi ini dapat menjadi refleksi atas identitasmu dan tujuan hidupmu. Ingatlah bahwa kamu memiliki potensi besar untuk membuat perbedaan

2. Tanyakan Pada Diri Sendiri

Dalam hening malam atau hiruk siang,
Tanyakan pada diri, tanpa bimbang.
"Siapakah aku, dalam dunia ini?
Apa yang kulakukan, apa arti diri?"

Adakah aku daun, terbawa angin?
Atau akar, yang tak pernah bergeming?
Adakah langkahku berarti jejak?
Atau hanyut dalam waktu yang retak?

Aku bertanya pada bayangan,
Pada cermin tanpa jawaban.
Adakah aku hidup dalam tujuan?
Ataukah sekadar mengikuti arus kealpaan?

Jika aku manusia dengan akal dan rasa,
Apakah aku telah mencipta makna?
Jika tanganku bisa mengubah dunia,
Mengapa sering membiarkannya sia-sia?

Tanyakan lagi, dan terus tanyakan,
Hingga hatimu temukan jawaban.
Siapa dirimu, apa tujuanmu,
Adalah perjalanan menemukan cahaya itu.


3.Cermin jiwa

Di cermin jiwa, bayangan diri terpantul,
Bukan sekadar rupa, namun esensi tergulung.
Siapakah aku, di balik topeng yang kupasang?
Sebutir debu semesta, ataukah bintang yang bersinar terang?

Aku berjalan di lorong waktu, jejak langkah tertinggal,
Mengarungi samudra pengalaman, pahit getir bercampur aduk.
Apa yang kulakukan?  Seutas benang dalam kain kehidupan,
Menjalin kisah, merajut makna, di antara tawa dan derita yang terbentang.

Adakah tujuan, ataukah hanyalah arus yang menghempas?
Aku mencari, bertanya, meraba, di tengah misteri yang membentang luas.
Mungkin aku adalah pencari, yang tak pernah lelah mengejar,
Sebutir kebenaran, secercah cahaya, di tengah kegelapan yang membayangi.

Atau mungkin aku adalah pencipta, yang membentuk realitaku sendiri,
Dengan setiap pilihan, setiap tindakan, setiap kata yang terucap dari hati.
Aku adalah cerminan dari perjalanan, pembelajaran, dan pertumbuhan,
Sebuah proses yang tak pernah berhenti, menuju pemahaman diri yang utuh.

Siapakah aku? Pertanyaan itu terus bergema,
Menantangku untuk terus menjelajah, terus menggali, terus memahami.
Dan apa yang kulakukan?  Aku hidup, aku belajar, aku tumbuh,
Mencari makna di setiap langkah, hingga akhir perjalanan tiba.

Siapakah Aku?
Dalam cermin jiwa, kulihat bayang
Seorang pengembara, mencari makna terang
Di lautan kehidupan, terombang-ambing
Mencari jati diri, sebuah bintang
Aku adalah debu bintang, katanya
Sejimpit tanah, sehelai awan di dada
Aku adalah mimpi, harapan yang membuncah
Aku adalah cinta, kasih yang tak pernah sirnah
Apa yang Kulakukan?
Aku belajar, merangkai kata demi kata
Mencari jawaban, di balik misteri nyata
Aku berbuat baik, menebar kasih sayang
Menghargai hidup, setiap detik berulang
Aku bermimpi, membayangkan masa depan
Menyusun rencana, dengan semangat membara
Aku berjuang, melawan segala rintangan
Mencari cahaya, di tengah kegelapan
Refleksi Diri
Siapakah aku? Pertanyaan yang takkan pernah usai
Aku adalah proses, terus belajar dan beraksi
Apa yang kulakukan? Aku hidup, aku merasa
Menikmati perjalanan, tanpa perlu tergesa
Pesan
Mari kita renungkan, makna hidup kita
Carilah jawaban, dalam setiap langkah nyata
Jadilah diri sendiri, yang autentik dan jujur
Karena hidup ini terlalu singkat untuk berpura-pura

Agung Christanto

Ngawi, 121224

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun