Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeda Menebas Hening

3 Desember 2024   19:25 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:26 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jeda Menebas Hening

Ada jeda di antara bisik dan denting,
Menebas hening bagai panah menusuk hati,
Kata-kata tajam, menusuk seperti duri,
Mencoba menghancurkan, mimpi dan jati diri.
Namun jangan kau biarkan luka itu berdarah,
Biarkan kata-kata itu berlalu seperti angin,
Karena kritik tanpa alasan, bagai bayang-bayang,
Hanya ilusi, takkan pernah menang.
Dirimu adalah benteng, kokoh dan kuat,
Jangan biarkan mereka merobohkanmu,
Bangkitlah dari keterpurukan,
Buktikan pada dunia, kau lebih dari cukup.

Seperti anak panah melesat di malam gelap,
Kata-kata menusuk, meninggalkan bekas.
Dalam hening, aku berdiri tegak,
Menatap badai kritik yang tak berkesah.

Biarlah mereka bicara, biarkan dunia berputar,
Aku akan tetap berdiri, kokoh dan tegar.
Dalam sunyi, aku menemukan kekuatan sejati,
Cahaya yang menerangi jalan ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun