Jeda Menebas Hening
Ada jeda di antara bisik dan denting,
Menebas hening bagai panah menusuk hati,
Kata-kata tajam, menusuk seperti duri,
Mencoba menghancurkan, mimpi dan jati diri.
Namun jangan kau biarkan luka itu berdarah,
Biarkan kata-kata itu berlalu seperti angin,
Karena kritik tanpa alasan, bagai bayang-bayang,
Hanya ilusi, takkan pernah menang.
Dirimu adalah benteng, kokoh dan kuat,
Jangan biarkan mereka merobohkanmu,
Bangkitlah dari keterpurukan,
Buktikan pada dunia, kau lebih dari cukup.
Seperti anak panah melesat di malam gelap,
Kata-kata menusuk, meninggalkan bekas.
Dalam hening, aku berdiri tegak,
Menatap badai kritik yang tak berkesah.
Biarlah mereka bicara, biarkan dunia berputar,
Aku akan tetap berdiri, kokoh dan tegar.
Dalam sunyi, aku menemukan kekuatan sejati,
Cahaya yang menerangi jalan ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H