Dijunjung tinggi, bagai pahlawan sejati,
Kerajinan, ketekunan, jadi tuntutan hati.
Ujian hidup, ekonomi dan keluarga,
Di pundaknya dipikul, beban berat dunia.
Kuat dan tegar, begitulah ia tampak,
Di balik senyum, tersimpan duka yang dalam.
Tekanan mental, fisiknya meronta,
Namun ia tetap berdiri, tak pernah mengeluh.
Tak pernah ditanya, apa yang dirasakan,
Hanya dituntut, untuk terus bertahan.
Di balik topeng, ia pun lelah,
Merindukan pelukan, kata-kata yang lembut.
Rendah hati, sabar, tenang, itulah kuncinya,
Welas asih, legawa, jadi penentunya.
Di balik kekuatan, ada hati yang rapuh,
Yang membutuhkan kasih sayang, seperti embun pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H