Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Pinggir Kota

19 November 2024   03:03 Diperbarui: 19 November 2024   03:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari Pinggir Kota

Di bawah mentari yang mengintip malu,
Tetesan embun dan keringat bercampur rindu.
Pemulung menata harapan di antara sampah,
Di bawah rumpun bambu tua yang merangkul pasrah.

Kota ini, pinggiran yang sarat cerita,
Kau sisir setiap jejak tanpa peta.
Memungut mimpi-mimpi yang terserak,
Menyusun hari esok dari serpihan langkah.

Seandainya saja waktu bisa dilipat,
Jarak tak lagi terasa pekat.
Namun hidup bukan soal mempercepat,
Melainkan mensyukuri apa yang telah didapat.

Kejar mimpimu, tapi jangan lupa,
Bahwa hari ini pun punya maknanya.
Refleksikan perjalanan yang sudah kau tempuh,
Kau belum sampai, tapi kau telah jauh.

Hari ini adalah hadiah dari semesta,
Berhentilah sejenak, hirup udara.
Di pinggir kota ini, di bawah mentari yang cerah,
Hargai di mana dirimu berada, dengan penuh berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun