Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Celengan Rindu

3 November 2024   00:00 Diperbarui: 3 November 2024   00:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Celengan Rindu

Saat rindu kadang sulit disederhanakan,
ia menjelma tengara, sebuah telaga penuh asa,
menampung derasnya harap yang terpendam,
berlayar di antara cita yang tak kunjung tiba.

Ini tentang sebuah sampan,
yang dibiarkan karam di ombak nestapa,
berayun di antara pasang dan surut,
namun tak pernah sampai ke tepi dermaga.

Dan ada dermaga yang megah,
namun tak izinkan bahtera melabuh sembarang,
seakan menjaga rahasia rindu yang membatu,
menyimpan kenangan di sudut sunyi.

Begitulah rindu,
ia tertahan dalam celengan hati yang penuh,
tak pernah tumpah, tak juga hancur,
hanya menunggu waktu,
hingga akhirnya karam dalam diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun