Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bartimeus, Cahaya Iman

27 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:19 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi jalan, Bartimius berseru, Buta mata, namun hatinya tak keliru. Dalam gelap, imannya bersinar terang, Menyelamatkan jiwa, menggapai harapan.

Cahaya mentari pagi menyapa lembut, Seperti suara Tuhan yang tak pernah redup. "Ya Yesus, Anakku, dengarkan seruanku," Dengan penuh keyakinan, ia memohon dan berdoa.

Dalam gelap gulita, dunia tak terlihat, Bartimeus merintih, hati penuh pilu. Namun imannya teguh, suara tak pernah padam, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Masyarakat ramai, menegur dan membisu, Namun semangatnya tak pernah surut atau ragu. "Anak Daud, kasihanilah aku," teriaknya keras, Iman yang tulus menjadikan langkahnya pasti dan jelas.

Dan saat Yesus mendekat dengan kasih sayang, Bartimius merasakan kehadiran yang menenangkan. "Lihatlah! Imanmu telah menyelamatkanmu," Sekilas cahaya menyelimuti jiwanya yang baru.

Kini matanya terbuka, dunia terlihat indah, Cahaya mentari pagi membawa harapan yang megah. Dari kegelapan menuju terang yang abadi, Bartimius bersyukur atas kasih ilahi.

Dengan langkah mantap ia melangkah pergi, Mengisahkan mukjizat kepada setiap hati. Buta mata bukanlah akhir dari segalanya, Karena iman adalah cahaya dalam kegelapan dunia.
Mentari pagi bersinar, menerangi wajah, Bartimeus melihat, air mata bahagia. Imannya yang teguh, menjadi pelita, Menuntunnya keluar dari kegelapan dunia.

Dalam gelap gulita, dunia tak terlihat,Bartimeus merintih, hati penuh pilu.Namun imannya teguh, suara tak pernah padam,"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun