Di Antara Senang, Salah, dan Derita
Melihatmu bagai lukisan indah,
Menyentuh jiwa, menenangkan hati.
Namun, rasa ini bagai pedang berbisa,
Menancap dalam, sulit terobati.
Cinta yang kurasakan, bagai mimpi hampa,
Sebuah ilusi yang menyakitkan.
Bukan cinta yang kejam, bukan takdir yang sial,
Tapi hatiku yang terlalu berharap.
Kau sibuk merangkai mimpi,
Meninggalkan aku dalam sepi.
Aku hanya bayangan, tak berarti,
Dalam kisah hidupmu yang begitu berarti.
Kau sedang dalam proses, terus belajar,
Mencari jati diri, menemukan jalan.
Aku mengerti, tak bisa memaksamu,
Hanya saja hatiku, terlalu merindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H