Simfoni Kekeringan
Tonggeret meraung, suara parau pilu,
Semut mengemis, dahaga menyiksa.
Langit membisu, tak meneteskan air,
Bumi mengering, retak tak berdaya.
Dulu riang, sungai mengalir deras,
Kini mengering, tinggal dasar berpasir.
Hutan gundul, tak lagi rimbun,
Udara panas, membakar jiwa.
Manusia lalai, serakah dan tamak,
Eksploitasi alam, tak kenal batas.
Hutan ditebang, sungai tercemar,
Bumi menangis, merintih kesakitan.
Mari satukan hati, selamatkan bumi,
Tanam kembali pohon, rawat sungai.
Hujan turunlah, basuhi bumi yang haus,
Agar anak cucu, dapat menikmati alam yang indah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!