Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segenggam Tabah(3)

23 Oktober 2024   21:41 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Segenggam Tabah

Aku dengar suaramu yang jauh,
Tak baik-baik saja, tertatih dalam sepi,
Berita itu mengiris nadiku,
Bagaimana aku bisa menguatkanmu,
Saat diriku sendiri rapuh, terjatuh dalam diam.

Namun, dalam segenggam tabah yang tersisa,
Aku bisikkan, "Bangunlah, jangan tenggelam,"
Kemewahan hidup hanyalah racun yang memabukkan,
Meruntuhkan kekuatan, menghancurkan keteguhan bangsa.

Orang-orang hidup melampaui batas,
Menukar kebahagiaan dengan benda-benda,
Mengabaikan jiwa, terjebak dalam ilusi gemerlap,
Namun kau, jangan biarkan dirimu terseret.

Bangkitlah dari bayang-bayang lemah,
Karena tabah adalah kekuatan sejati,
Dalam sunyi, kita belajar bertahan,
Bukan pada kemewahan, tapi pada hati yang tulus,
Pada cinta yang tak butuh pamrih,
Dan pada langkah sederhana yang membawa makna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun