Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segenggam Tabah

26 Oktober 2024   02:13 Diperbarui: 26 Oktober 2024   02:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Segenggam Tabah

Jarak membentang, membatasi ruang,
Mendengar kabarmu, hatiku pilu.
Kau jauh di sana, tengah dilanda duka,
Aku di sini, tak berdaya.

Nadiku berdenyut, irama duka,
Ingin ku ulurkan tangan, tuk membantumu.
Namun, jarak membatasi, langkahku terpaku,
Hanya doa yang kupanjatkan, untukmu.

Bangunlah, saudaraku, kuatkan hatimu,
Ingatlah, setelah badai pasti ada pelangi.
Hidup ini penuh liku, janganlah menyerah,
Tetaplah tegar, hadapi dengan semangat.

Gaya hidup mewah, memanglah menawan,
Namun ingatlah, kebahagiaan tak terukur materi.
Kebaikan hati, jauh lebih berharga,
Daripada harta yang takkan abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun