Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Kepompong Menuju Sayap

28 Agustus 2024   22:14 Diperbarui: 28 Agustus 2024   22:16 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari Kepompong Menuju Sayap

Terkurung dalam kepompong, gelap dan sunyi,
Seorang gadis merangkai mimpi.
Luka menggores, hati terluka,
Namun semangatnya tak pernah padam.

Dalam kegelapan, ia merangkai sayap,
Dari benang-benang harapan dan impian.
Setiap tetes air mata, membasahi sayapnya,
Menjadikan warna-warni kehidupan yang nyata.

Hitam, melambangkan luka yang pernah ada,
Merah, semangat yang tak pernah padam.
Kuning, harapan yang selalu bersinar,
Biru, kedamaian yang ia temukan.

Saatnya tiba, ia keluar dari kepompongnya,
Sayapnya mengepak, bebas dan merdeka.
Terbang tinggi, meraih mimpi,
Menebarkan warna, di dunia yang fana.

Ia telah berubah, lebih kuat dan berani,
Luka-luka menjadi pelajaran berharga.
Ia tahu, bahwa hidup adalah sebuah perjalanan,
Dan perubahan adalah bagian dari cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun