Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tangisan Menuju Langit

5 Agustus 2024   13:16 Diperbarui: 5 Agustus 2024   13:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangisan Menuju Langit

Tetesan air mata, jatuh membumi,
Menyatu dengan tanah, menjadi satu.
Namun jiwaku meraung, menuju langit,
Menggenggam harapan, dalam kesendirian.

Tangisan ini, bukan sekadar air mata,
Ia adalah suara hati, yang terluka.
Mencari jawaban, di antara bintang,
Tentang cinta, kehidupan, dan segala duka.

Langit biru, dengarlah ratapku,
Bulan purnama, saksikan duka ini.
Aku berharap, ada pelangi setelah hujan,
Menyembuhkan luka, dan kembali bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun