Pilu pipinya senja, asa terbenam bersama hari
Kau pergi selamanya, Bapak, meninggalkan sunyi
Langit menangis, mentari tersenyum pahit
Kehilanganmu melukis luka di setiap bait
Di setiap sudut kenangan, bayangmu membayang
Di antara tawa dan tangis, kau menjadi bintang
Cahaya yang tak pernah padam, meski ragamu tak lagi ada
Kehangatan cintamu, Bapak, selalu terasa
Aku merindukan suara nasihatmu, cerita bijakmu
Dalam hening malam, aku berdoa untukmu
Semoga damai bersamamu, di sana, di tempat yang abadi
Selamat jalan, Bapak, di hati kau tetap abadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H