Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pilu Pipinya Senja

27 Juli 2024   17:17 Diperbarui: 27 Juli 2024   17:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pilu Pipinya Senja

Pilu pipinya senja, asa terbenam bersama hari
Kau pergi selamanya, Bapak, meninggalkan sunyi
Langit menangis, mentari tersenyum pahit
Kehilanganmu melukis luka di setiap bait

Di setiap sudut kenangan, bayangmu membayang
Di antara tawa dan tangis, kau menjadi bintang
Cahaya yang tak pernah padam, meski ragamu tak lagi ada
Kehangatan cintamu, Bapak, selalu terasa

Aku merindukan suara nasihatmu, cerita bijakmu
Dalam hening malam, aku berdoa untukmu
Semoga damai bersamamu, di sana, di tempat yang abadi
Selamat jalan, Bapak, di hati kau tetap abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun