Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Topeng Senyum

15 Juli 2024   14:42 Diperbarui: 15 Juli 2024   14:46 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Di Balik Topeng Senyum

Bait 1:

Siang hari yang terik, panasnya membakar jiwa,
Tangis dan peluh membasahi pipi, luka di hati kian terasa.
Topeng senyum kupasang, menutupi rasa pilu yang teramat mendera,
Menyembunyikan rasa sakit, agar tak terlihat oleh dunia.

Bait 2:

Iri dan dengki menyelimuti hati,
Melihat kebahagiaan orang lain, bagai pisau yang menancap di dalam diri.
Dendam membara, membakar jiwa dan raga,
Menghancurkan diri sendiri, tanpa disadari.

Bait 3:

Berhentilah sejenak, wahai jiwa yang terluka,
Lepaskan iri dan dengki, biarkan ia pergi menjauh tanpa pamit.
Maafkanlah mereka yang telah menyakitimu,
Sembuhkan luka di hatimu, sebelum senja tiba dan malam datang menyapa.

Bait 4:

Carilah kedamaian di dalam diri,
Temukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Bersyukurlah atas apa yang kau miliki,
Nikmati setiap momen dalam hidup ini.

Bait 5:

Siang hari tak selamanya terik,
Senja akan datang, membawa angin sepoi-sepoi dan suasana yang tenang.
Sembuhkan lukamu sebelum senja tiba,
Sambut malam dengan hati yang damai dan penuh cinta.

Bait 6:

Lepaskan topeng senyummu,
Tunjukkan dirimu yang sesungguhnya.
Hadapi dunia dengan penuh ketulusan,
Raihlah kebahagiaan dengan usaha dan doa yang tiada henti.

Jangan biarkan iri dan dengki menguasaimu,
Sembuhkan lukamu, sebelum senja tiba.
Terbuka hatimu untuk kebahagiaan,
Raihlah mimpimu dengan penuh keyakinan dan semangat yang membara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun