Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Diam dan Menjauh

7 Juli 2024   06:01 Diperbarui: 7 Juli 2024   06:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Diam dan Menjauh

Bait 1:

Diam dan menjauh, pilihan terakhir dan terbaik,
Ketika hati pilu, tak ingin tersakiti lebih dalam.
Biarkan kata-kata berlalu bagai angin,
Tak perlu dihiraukan, hanya menambah beban di dalam diri.

Bait 2:

Mereka tak tahu rasa yang terpendam,
Luka dan derita yang tak terungkapkan.
Hanya diam yang mampu meredakan,
Menjauh dari keramaian, mencari ketenangan.

Bait 3:

Rahasia tersimpan dalam lubuk hati,
Terlalu berat untuk dibagikan, takut disalaharti.
Lebih baik diam dan menjauh,
Daripada terluka dan disalahpahami.

Bait 4:

Sakit memang, tapi diamkanlah diri,
Jangan sampai menyakiti orang lain dengan kata-kata.
Percayalah, Allah selalu bersamamu,
Mengetahui segala rasa dan pilumu.

Bait 5:

Diam dan menjauh bukan berarti menyerah,
Tapi mencari kekuatan untuk kembali bangkit.
Suatu saat nanti, ketika hatimu telah siap,
Kembalilah dengan senyuman dan hati yang tegar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun